Elvis Presley: Elvisian, Impersonator, dan Elvis-sighting
![]() |
Elvis Presley. img/thequietus.com |
"ELVIS PRESLEY HIDUP LAGI," KATA PEMUJANYA
Elvis Presley sudah meninggal dunia, 18 tahun lalu. Namun bagi pemuja tertentu yang disebut Elvisian, Impersonator, dan Elvis-sighting, selain menganggap Elvis ini sebagai tokoh penyelamat spiritualnya, mereka juga bilang Elvis masih "hidup" bergentayangan, sampai kini dan nanti. Benar atau tidak? Tulisan ini berusaha menjelaskannya.
Sejak tahun pertama kematian mendadak Elvis Aaron Presley pada 16 Agustus 1977 (lahir 7 Januari 1935) di "Istana" Graceland, Memphis, sampai kini ribuan pengunjung masih mau antre berlama-lama untuk berkirab sekalian "berziarah", di bekas rumah mewah Raja Rock 'n' Roll dunia.
Sudah 17 tahunan ini, kota Memphis di Missouri tiap bulan Agustus yang panas, selalu menjadi salah satu gelanggang "peziarahan" paling ramai di Amerika Serikat. Mereka layaknya pelayat yang berbondong-bondong, datang bersedih-sedih di hari-hari kematian Elvis. Selain itu, pada bulan Januari yang dingin, peziarah dalam jumlah tak sebesar bulan Agustus, tetap mendatangi bekas gedung Elvis untuk memperingati ultah tokoh yang disebut penyanyi "putih bersuara hitam".
Orang-orang ini biasanya berjalan perlahan dengan muka serius, duduk merenung, menebar bunga di makam Elvis, menyalakan lilin, duduk sambil berdoa. Sebagian lainnya berkerumun mengobrolkan soal Elvis, sambil mengaku pernah melihat Elvis hidup lagi. Atau sebagian orang asyik bertransaksi benda kenangan atau memorabilia Elvis, berikut tawar-menawar dengan harga selangit. Sebagian lainnya, cukup membeli cendera mata entah bros, kartu pos, kaus oblong atau barang pernik-pernik lainnya, asal bercap "King" Elvis.
"Peziarah itu ditaksir tahun 1995 saja sudah menanjak menjadi 1 juta orang. Mereka kebanyakan warga AS sendiri, serta turis luar AS dari berbagai negara dan kebangsaan," tulis pengamat Elvis di AS. "Tingkat usianya bermacam-macam. Dari kakek-nenek yang sebaya Elvis (kalau hidup kini berumur 60 tahun), sampai kanak-kanak yang layak menjadi cucu si megabintang. Mungkin sebagian besar bukan peziarah tulen. Sebab hari kematian dan lahir Elvis, merupakan komoditas objek wisata AS. Malah peristiwa ini disebut juga Elvisturisme."
Kalender standar "peziarahan" selama seminggu suntuk, disebut "Death Week". Klimaksnya terjadi pada hari bertanggal 16 Agustus, berikut acara perenungan di malam naas Elvis yang disebut "Death Night". Urutan acara ini, biasanya diawali dengan kunjungan ke rumah kelahiran Elvis di Tupelo Mississippi, sambil mengunjungi makam tanpa nisan adik kembar Elvis (Jessie Garon Presley yang cuma hidup beberapa jam). Rombongan Elvis-wisata ini kemudian mendatangi ruang Konferensi Internasional Elvis Presley di Universitas Mississippi. Di ruang inilah, tiap tahun diselenggarakan temu wicara soal Elvis, sambil menikmati sajian nyanyian beberapa orang mirip Elvis (potongan dan suaranya).
Selanjutnya rombongan Elvisturisme ini ke rumah besar Graceland, untuk melihat isi rumah dan segala barang bekas Elvis yang sengaja dirawat, juga dicagarkan. Seluruh pelosok gedung ini boleh ditamui, kecuali dua ruangan: Kamar Di Balik Tirai dan Ruang Kematian. Saat memasuki ruang utama itu dari pintu depan, ada bentangan karpet sampai ke anak tangga, lalu mengantar tamu ke lantai dua. Di sana akan terlihat bentangan tirai biru tua yang menjurai menutup ruangan. Itulah kamar tempat Elvis ditemukan terkapar sendirian di toilet, tewas.
Penjaga ruangan yang sudah bertugas selama 10 tahun di sana, mengaku tak tahu ada apa di balik tirai itu. "Hanya beberapa orang khusus yang masuk ke kamar itu. Saya sendiri tak tahu apa-apa," katanya. Dengan bangga petugas ini berkata lagi, "Kalau mau disebut Museum Elvis Presley, boleh-boleh saja. Tapi gedung ini satu-satunya rumah yang paling banyak didatangi orang, mengalahkan Gedung Putih."
Pemujanya "Elvisian"
Tiap orang yang ke sana, pasti ada maksud dan punya uang. Sepasang Elvisian mengaku, "Kami khusus menabung dan merencanakan perjalanan ke Graceland. Kami mau menikmati kesedihan di tempat sedih ini. Kami sedih bukan atas kejadian yang menimpa Elvis. Bukan pula gaya hidup Elvis yang disebut kurang bahagia. Justru kami sedih, atas kejadian yang menimpa diri kami sendiri," kata mereka. "Elvis yang sudah mati, memberikan pencerahan dalam kesedihan."
Ribuan Elvisian lainnya memang tak ada yang berwajah gembira. Mereka semuanya berwajah khusyuk. Biasanya mereka menyalakan lilin dan berjalan santun, berkeliling di sekitar makam Elvis. Banyak di antaranya bercucuran air mata. Sebagian besar pemuja penyanyi mantan sopir truk ini, duduk dan mengatupkan mata. Mungkin berdoa dengan mulut berkomat-kamit. Tak jarang banyak yang terisak-isak menahan suara tangis berlebihannya. Air matanya lagi-lagi jatuh meleleh dan menetes ke lantai.
"Beberapa lagu Elvis, merupakan suatu pelepasan manusia dari ketertindihannya," ujar seorang Elvisian. "Goyang pinggul Elvis yang dijuluki pers AS Elvis the Pelvis, sama sekali bukan goyang erotik, apalagi porno macam goyang penari striptis. Goyang kaki dan pinggulnya saat bernyanyi, merupakan guncangan spirit dari multikultur manusia via Elvis. Gerak tubuh Elvis saat menyanyi, tak berbeda dengan bahasa tubuh pemimpin upacara keagamaan."
Selain lagu khususnya Hound Dog, Jailhouse Rock, Don't Be Cruel, Teddy Bear, All Shook Up, dan lainnya, Elvis di tahun 1970-an juga sering menyanyikan lagu pop lainnya di pentas. Misalnya lagu terkenal My Way, The Impossible Dream, atau lagu Beatles Something sekalipun, menurut Elvisian, pasti berbeda dan lebih ada jiwanya. "Penyanyi lain boleh merdu, namun Elvis bukan cuma menyanyi, dia juga memberi pesan sekalian kesan bagi jiwa kita," kata orang fanatik Elvis itu.
Lelaki yang dianggap "dilahirkan" Amerika setelah Miki Tikus, di mata dan benak Elvisian, hadir bukan dalam potongan Elvis Presley muda yang gagah, ganteng, sensual, dan serba keren. Elvisian ini justru menerima lambang sosok Elvis, di usia menjelang kematiannya. Saat Elvis mulai gemuk (malah pernah terokmok dengan bobot 115 kg) dalam usia lewat 40 tahunnya, itulah sosok Elvis sebenarnya bagi Elvisian itu.
"Sosok Elvis yang serba vital, itu konsumsi buat prangko. Kami menerima Elvis justru di saatnya matang dan bijaksana," ujar Elvisan berumur 50 itu. "Kami memujanya bukan karena kami memiliki kesamaan fisik. Ada banyak orang yang kebetulan mirip atau merasa mirip dengan Elvis, baik tubuh maupun suara nyanyiannya. Itulah yang disebut impersonator. Mereka juga ada alasannya seperti kami yang disebut Elvisian. Kita harus terima alasan itu. Itu hak mereka."
Impersonator Elvis
Memang sejak Elvis meninggal, bermunculan ribuan impersonator atau orang yang menganggap diriya Elvis Presley. Lelaki impersonator ini biasanya mampu melantunkan lagu Elvis, dilengkapi pakaian ala Elvis, serta tampang yang dimirip-miripkan mahabintang pujaannya. Berbagai kritik dan pujian pun berjatuhan ke pundak mereka. Ada yang sinis dan bilang, "Impersonator Elvis itu cuma nebeng popularitas mendiang Elvis. Mereka itu mungkin macet kepribadiannya. Memuja seseorang yang tak dikenal, demi sesuatu hal yang serba tak jelas. Itu nonsens."
Sebaliknya ada yang memuji, "Impersonator bukan peniru potongan atau memiripkan dirinya dengan Elvis. Mereka itu cumalah orang yang menganggap Elvis memberikan spirit, emosi, dan keintiman melalui tembangnya. Mereka justru berperan sebagai penerus misi sang almarhum. Elvis dianggapnya sebagai pemimpin, inspirator, juga sosok teladannya."
Impersonator, semuanya lelaki. Tak pandang bangsa dan kenegaraan. Pokoknya, impersonator Elvis itu universal. Putih, coklat, kuning, dan hitam, semuanya sah menjadi impersonator Elvis Presley. "Mereka berbeda dengan Elvisian yang jutaan orang. Impersonator bukan cuma sekadar pengagum lagu dan potongan Elvis. Mereka lebih mendalami masalah hidup dan kehidupan Elvis melalui suara dan lagunya. Jadi kalau dibilang impersonator Elvis itu pemuja Elvis sebagai tokoh penyelamat kehidupannya, itu tak benar," kata peneliti soal impersonator.
"Kehidupan Elvis cukup normal. Meski dia pemakai obat bius, pernah cerai, boros, dan dianggap paranoia. Bukankah ini persoalan umum? Impersonator yang benar, cumalah mereka yang berupaya mengingatkan kita akan sejarah besar dunia musik rock 'n' roll Elvis Presley. Mereka berpakaian dan bernyanyi meniru persis Elvis. Itu pun dalam pertunjukan dan peristiwa khusus. Selebihnya, mereka orang biasa," katanya. "Dunia ini memang agak sakit. Namun impersonator Elvis, jelas bukan orang sakit. Lebih baik menjadi impersonator Elvis daripada menjadi pengikut dan pemuja suatu gerakan terorisme internasional."
Sopir bersuara "hitam"
Elvis sebagai anak tunggal Vernon dan Gladys Smith Presley, bermasa kecil biasa-biasa saja. Malah ia dibesarkan sebagai "anak mami" tulen. Lepas pendidikan sekolah menengah, Elvis yang suka bernyanyi di gereja, tahun 1953 bekerja sebagai sopir truk dengan gaji AS $ 38 per minggu. Sekali waktu, Elvis dengan gitarnya merekam lagu buat ibunya di Studio Sun Record. Mendengar suara bariton Elvis, sekretaris studio itu segera melaporkan ke pimpinannya, Sam Phillips. "Rasanya aku menemui pemuda putih yang bernyanyi dengan suara hitam. Seperti yang Anda cari-cari," lapornya.
Phillips mendengar rekaman ini. Hatinya mulai terpincut. Tahun 1955, setahun kemudian, Elvis dipanggil dan diminta menyanyikan lagu That's All Right Mama. Akhirnya, rekaman pertama Elvis, Mystery Train, meledak di pasaran. Thomas Andrew Parker alias Kolonel Parker segera menyergap Elvis. Rekamannya di RCA Records, menghasilkan bayaran AS $ 35.000. Hanya 6 bulan kemudian, namanya meroket dengan album Heartbreak Hotel. Amerika hadir lagi di dunia. Elvis dan lagunya, mengantar Amerika ke puncak ketenaran. Mulailah era penyanyi rock 'n' roll asal Memphis, mendemami jutaan manusia.
Pertunjukan panggung di Ed Sullivan Show, makin merangsang muda-mudi AS. Goyang pinggul, entakan dengkul, caranya bergitar, potongan rambut dan jambul, lengkungan bibir sensual, paras yang kekanak-kanakan, serta atribut tubuh dan gaya Elvis, tiba-tiba menjadi merek anak muda AS dan lainnya.
Tak cuma album lagu legendaris, serta pertunjukan panggung saja. Elvis pun makin hidup dengan filmnya. Jailhouse Rock menjadi film picu ledak perdananya. Menyusul film berikutnya (tercatat ada 33 film Elvis), berikut jutaan piringan hitam (terakhir tercatat sejumlah 500 juta kopi), serta show dan tur keliling dunia.
Elvis menikahi Priscilla Beaulieu tahun 1968. Bercerai tahun 1973 setelah memperoleh putri, Lisa Marie (kini istri Michael Jackson). Tahun 1973, tahun Elvis kembali ke panggung dan dunia rekaman. Setelah era akhir 1960-an, panggung musik pop dunia sempat dikuasai Beatles dan Rolling Stones. Tahun 1973 - 1977, Elvis aktif main di panggung lagi dengan setelan pakaian yang penuh batu manikam, seberat 15 kg.
Tahun-tahun menjelang ajalnya, Elvis yang sempat menjadi karateka bersabuk hitam, berkelakuan aneh-aneh dan menjadi bahan percakapan - terutama sikapnya yang super boros. Hidupnya yang mengucil di Graceland, dikatakan hidup seperti pasien paranoia yang serba tak terduga apa maunya (dia tiba-tiba menghadiahkan sedan cadillac, jam tangan, ataupun gelang emas). Elvis selalu ketakutan (makanya memiliki banyak senjata api dan empat pesawat terbang pribadi). Juga ketakutan dengan dirinya yang makin gemuk dan tua. Elvis pun melarikan diri. Obat bius menjadi teman pelariannya.
Sampai suatu ketika, tanggal 16 Agustus 1977 pagi, Elvis ditemukan terkapar di toilet. Wajahnya biru sembab, tubuhnya dingin tanpa detak jantung. Elvis mati. Dunia kehilangan penyanyi besar.
"Elvis-sighting" sinting
Kematian Elvis, membuat banyak orang penasaran. Sudah belasan tahun belakangan ini, banyak orang di Amerika mengaku menyaksikan Elvis hidup. Elvis berbicara, bercakap-cakap, muncul dan menghilang. "Mereka yang mengaku melihat Elvis atau Elvis-sighting, bukan soal baru. Entah apa latar belakangnya. Gejala ini amat berbeda. Apakah ribuan kaum Elvis-sighting itu pemuja setan atau penganut takhayul, atau mereka itu orang yang tak mau mengakui Elvis sudah mati? Di Amerika, kejadian ini umum," ujar pemerhati Elvis-sighting.
Elvis terlihat sedang menyeberang jalan. Dia tiba-tiba datang ke pasar swalayan, memborong rokok, dan tiba-tiba hilang (sampai sekarang rokok itu menjadi bukti kehadirannya). Raja rock ini berdansa dalam suatu pesta. Elvis dengan badan yang makin gemuk, sekali waktu berjalan di pasar malam sambil makan roti mentega kacang kesukaannya. Itulah sebagian pengakuan Elvis-sighting.
Lebih ajaib lagi ada suatu pengakuan. Katanya, orang ini bertemu Elvis, saat menyaksikan pawai penyambutan Sri Paus Yohannes Paulus. Malah saksi ini bilang, sebelum lenyap Elvis sempat berkata, "Apa lagi yang mau dibuat Presiden Clinton?" Mungkin salah satu kehebatan kaum Elvis-sighting, terjadi pada 21 Oktober 1995 lalu. Katanya, Elvis mengirim kabar via Internet, lengkap dengan tanda tangannya.
Berita itu lengkapnya begini:
"Saya akan menghadiri pembukaan pesta di Toronto, pada 26 Oktober ini. Nanti pun saya akan ikut show, bergabung dengan menantuku, Michael Jackson. Terima kasih atas perhatian Anda. (Tertanda) The KING."
Sinting atau normal, itu hak mereka yang mengaku mati-matian pernah berjumpa, dan berhubungan dengan Elvis. Kini pun ada pelayanan internasional, Elvis Internet Sightings, berikut alamat E-mail Elvis Presley Enterprise. "Kecanggihan komunikasi zaman kini, memungkinkan segala orang saling berkirim berita. Sungguh keajaiban, kalau Elvis Presley, entah arwahnya atau dia hidup lagi, berhubungan dengan fans-nya melalui Internet," kata wartawan peliput Elvis-sighting di AS.
Lebih "sinting", kata wartawan itu, sosok Elvis secara kasat mata pun muncul di negara lain, bukan di AS saja. Di Jerman, Inggris, dan paling jauh di Australia. Di negara belahan bumi selatan ini, Elvis menurut seorang Elvis-sighting, muncul dalam suatu pesta kebun. "Mungkin lebih sinting lagi kalau Elvis dibilang ikut makan hamburger daging kanguru," katanya sinis.
Gejala "sighting" ini aneh tapi nyata. Aneh karena di luar nalar, tapi nyata karena banyak Elvis-sighting. "Mungkin gejala itu berada di antara dua argumen itu. Artinya, ada hantu Elvis yang sesekali muncul di hadapan orang tertentu," kata penulis itu.
Elvis Presley memang fenomenal. Nama dan rezekinya tiba-tiba melesat di akhir 1950 dan awal 1960, gara-gara suara "hitam" dan jingkrak-jingkraknya. Penyanyi yang lebih terkenal daripada presiden AS ini, kemudian hilang terpuruk dan muncul lagi tahun 1973. Ia manggung, nyanyi-nyanyi, dan goyang-goyang lagi. Ratusan show-nya tak pernah sepi. Elvis bangkit di sela sisi hidupnya yang aneh.
Kelakuannya menjadi sorotan. Di usia 40-an tahun, sudah mengumpulkan uang sekitar AS $ 100 juta. Tapi Elvis yang terkenal superboros itu, tetap merasa tak puya duit. Kelakuannya yang disebut orang paranoia, serta ketergantungannya dengan obat bius, membuat Elvis cenderung mengurung di rumahnya. Tengah tahun 1977, Elvis tergeletak mati. Setelah diautopsi, jenazahnya ditempatkan dalam peti logam, kemudian dikubur.
Makamnya menjadi objek Elvisturisme. Kaum Elvisian dan impersonator Elvis, yakin idolanya sudah meninggal. Namun buat sebagian kelompok Elvis-sighting, Elvis yang sudah meninggal, katanya sering muncul. Begitulah hebatnya kehidupan si Raja Rock. Sudah mati pun, masih dibilang hidup. Hidup Elvis!
Sumber: Intisari Januari 1996
Posting Komentar untuk "Elvis Presley: Elvisian, Impersonator, dan Elvis-sighting"